Laporan UNICEF: 1 dari 4 Anak Muda Hadapi Kendala Kesehatan Mental Depresi

Sadarkah kalian kalau nyaris 1 dari 5 anak muda berumur antara 15 hingga dengan 24 tahun kerap merasa tertekan ataupun mereka mempunyai lebih sedikit atensi dalam melaksanakan tugas tiap hari? Laporan The State of the Worlds Children 2021 yang diterbitkan oleh UNICEF menciptakan kalau pandemi COVID- 19, kemiskinan, serta norma gender berakibat pada kesehatan mental anak muda.

Suatu survei dari Gallup serta UNICEF yang dicoba pada 20. 000 orang dari 21 negeri, antara bulan Februari sampai Juni, menciptakan kalau 19% responden kerap berjuang melawan Tekanan mental. Lebih dari 1 dari 3 anak muda di Kamerun serta Mali dilaporkan secara tertib merasa tertekan, sedangkan 1 dari 5 orang di Inggris, serta 1 dari 10 orang di Ethiopia serta Jepang merasakan perihal yang sama.

UNICEF memperkirakan kalau lebih dari 13% anak muda berumur antara 10 sampai 19 tahun, hidup dengan kendala kesehatan mental yang terdiagnosis, totalnya terdapat 166 juta anak muda. Bagi angka terkini, 46. 000 anak muda wafat sebab bunuh diri tiap tahun, tetapi cuma 2% dari anggaran kesehatan pemerintah yang dialokasikan buat pengeluaran kesehatan mental, secara global.

Bagi Henrietta Fore, Direktur Eksekutif UNICEF, apalagi saat sebelum pandemi, sangat banyak anak yang terbebani oleh permasalahan kesehatan mental yang belum terselesaikan, sehingga COVID- 19 ini jadi semacam puncak gunung es. UNICEF pula bekerja dengan para periset di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health buat dapat mendengar para anak muda dari 13 negeri, tercantum Mesir, AS, Belgia, serta Cina.

Riset ini menciptakan kalau stigma seputar kesehatan mental merupakan kerugian buat mengalami permasalahan. Dengan tekanan pikiran serta penyakit mental, untuk banyak orang, ini merupakan subjek yang sangat mengkhawatirkan, banyak orang tidak betul- betul mau membicarakannya.

Baik partisipan laki- laki, ataupun wanita mendiskusikan kedudukan norma gender pada kesehatan mental serta sebagian besar sepakat kalau mengekspresikan tekanan mental dikira kurang dapat diterima buat anak pria. Yang lain berkata kemiskinan mempunyai akibat yang lingkungan pada kesehatan mental mereka.

Henrietta Fore pula menyoroti kalau uraian dikala ini tentang kesehatan mental kanak- kanak merupakan sebagian serta sangat condong ke negara- negara terkaya di dunia. Ini berarti kita ketahui sangat sedikit tentang gimana kanak- kanak serta anak muda di sebagian besar dunia hadapi kendala kesehatan mental.