Langit biru berpadu dengan gumpalan awan putih sepertinya siap menyambut aku dan tim menjelajahi Misool. Kami segera bergegas setelah Bang Ismail, guide kami di Misool memberikan aba-aba untuk segera menaiki kapal. Setelah mengambil snorkle gear, kapal bermesin 40HPx2 melaju melawan ombak.
Ternyata, langit biru dan awan yang bersahabat hanya muncul di awal. Kami mulai terhempas kembali oleh angin dan ombak ganas. Tetapi sang motoris tetap memaksakan untuk melaju ke spot pertama kami di Misool, yaitu telaga Balbulol.
Setelah setengah jam dihempas angin dan ombak, cuaca mulai tenang. Bukit-bukit karst setinggi 15m mulai terlihat berpada dengan rambatan tumbuhan hijaunya. Kapal kecil kami mulai memasuki telaga Balbulol, dimana arus dan ombak tidak lagi menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah cahaya matahari yang masih malu-malu tertutup awan mendung. Air laut yang seharusnya berwarna hijau tosca kebiruan terlihat kelam karena tak ada pantulan cahaya.
Penampakan Balbulol sendiri cukup mirip dengan Wayag, tetapi karateristik bentuk karst sangat berbeda. Wayag dikelilingi oleh karst yang berbentuk segitiga dan saling terpecah, sedang karst di sekitar Misool dan Balbulol terlihat seperti perbukitan yang saling menyambung. Hal ini semakin terbukti ketika Icay, salah satu peserta menerbangkan dronenya untuk mengambil foto aerial.
Lucunya, banyak sekali yang salah sebut nama lokasi ini. Ada yang bilang Balbulbol, Bulbalbol, Balabol, Bolbol dan semacamnya.
Terpesona oleh keindahan telaga Balbulol, aku dan tim tidak sabar untuk terjun ke dalam air. Motoris mematikan mesinnya, dan tanpa aba-aba beberapa dari kami melompat ke dalam telaga yang berwarna hijau tosca itu.
“Byuuuuurrrrrrr!!!!!” Ternyata airnya cukup dingin. Aku memasang masker dan ternyata disini tidak begitu banyak koral, hanya pasir. Tetapi ada beberapa spot dimana airnya cukup hangat. Disini terasa sunyi senyap, karena hanya kapal kami yang sedang mampir ke Balbulol. Kami akhirnya memutuskan bereneng ke ujung telaga untuk mengambil foto.
Puas bermain air di Balbulol, aku dan tim melanjutkan perjalanan untuk snorkeling ceria. Kapal bergerak keluar dari telaga Balbulol sangat lambat, dikarenakan dangkalnya kedalaman Balbulol. Disini, kami harus berhati-hati karena salah pergerakan sedikit, karang bisa hancur tersenggol kapal.
Cuaca sore ini cukup baik, air terlihat berwarna biru cerah. Tiba-tiba, seseorang berteriak.
“Itu lihat disamping kiri, ada tebing seperti kepala orang!”.
Semua menengok kesamping. Dan benar sekali, ada satu tebing besar yang berbentuk seperti kepala orang. Ada yang bilang berbentuk seperti kepala macan ataupun kepala gorilla. Apapun itu, banyak sekali faktor yang membentuk struktur karst seperti itu.
Untung, tidak ada yang tahu aku lulusan Teknik Geologi. Jika disuruh menjelaskan, mungkin agak blah bleh bloh karena sudah lupa.